ketika
kamu selalu memberi yang spesial tetapi kamu tak pernah dispesialkan.
semua terasa seperti tidak adil tapi kamu hanya mampu membendungnya
dalam hati nurani. tertwa bahagia walau dusta karena kamu menangis dalam
hati. beranggapan bahwa semua akan baik-baik saja meski kamu selalu
merasa bahwa kamulah sampah yang tak dianggap dan tak ada artinya.
sedemikian pula bagaimana rasanya dinomor duakan ketika menyayangi
seseorang dengan timbal balik sebuah kata yang membuat kita percaya
namun ternyata dusta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar